07/12/09



Pengertian Konsentrasi

Telah dipelajari bahwa suatu larutan terdiri dari pelarut (sovent) dan zat terlarut (solute). Dalam kehidupan sehari-hari tentu anda sering minum air gula bukan?. Coba tunjukkan mana zat terlarut dan mana pelarutnya!.

Dalam membuat air gula tersebut tentu setiap orang akan mempunyai selera yang berbeda-beda. Ada yang kepinginnya sangat manis, ada yang manisnya sedang saja, atau sedikit manis. Untuk itu, gula yang ditambahkan dalam air tentu berbeda-beda. Jumlah zat terlarut di dalam suatu larutan dinyatakan dengan istilah konsentrasi.
Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan.
Dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dalam g/mL (sama seperti satuan untuk densitas). Namun, dalam perhitungan stoikiometri satuan gram diganti dengan satuan mol sehingga diperoleh satuan mol/L. Konsentrasi dalam mol/L atau mmol/mL dikenal dengan istilah molaritas atau konsentrasi molar. Dalam laju reaksi konsentrasi yang digunakan adalah kemolaran/molaritas/molar.

b. Molaritas
Molaritas atau kernolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut (n) dalam satu liter larutan (L) atau milimol zat terlarut (n) dalam setiap satu mililiter larutan (mL). Misalnya, 2 molar atau disingkat 2 M adalah 2 mol zat terlarut dalam 1 Lliter larutan atau 2 mmol zat terlarut dalam 1 mL larutan. Oleh karena itu kemolaran satuannya adalah mol/Liter atau mmol/mL.
Secara matematis, molaritas dinyatakan dengan persamaan.


atau


Keterangan
M = molaritas (mol/L atau mmol/mL)
n = jumlah mol zat terlarut (mol atau mmol)
V = volume larutan (Liter atau mL)
Jika zat yang akan dicari molaritasnya dinyatakan dalam satuan gram dan volumenya dalam mL atau cm3, maka molaritasnya dapat dihitung dengan rumus.
Keterangan :
M = M = molaritas (mol/Liter)
g = massa zat terlarut (gram atau g)
Mr = massa molekul zat terlarut
V = volume larutan (mL atau cm3)
Lambang konsentrasi molar dapat ditulis dalam bentuk kurung siku, misalnya, molaritas NaOH sebesar 1 M dapat ditulis [NaOH] = 1 M.

c. Pembuatan Larutan dengan Molaritas Tertentu

Suatu larutan dapat dibuat dengan cara melarutkan zat terlarut murni atau mengencerkan dari larutan pekatnya: Agar lebih jelas, perhatikanlah contoh berikut:
1) Membuat Larutan dengan Melarutkan zat terlarut murni.
Prosedur penyiapan larutan melalui beberapa tahapan, misalnya membuat 250 mL larutan K2CrO4 0,25 M dari bentuk kristal. caranya adalah:
(a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol timbang, labu ukur 500 mL, sendok stainless steel, Kristal K2CrO4, dan aquades
(b) Menghitung jumlah zat yang diperlukan.


M =


g K2CrO4 = 0,25 M x 194 g/mol x 0,250 L
= 12,125 gram
Jadi, yang harus dilakukan adalah melarutkan 12,125 g kristal K2CrO4 ke dalam 250 mL air
(b) Menimbang jumlah zat yang diperlukan
(c) Zat terlarut padat dimasukkan ke dalam labu ukur
(1) Air ditambahkan hingga kira-kira sepertiga labu
(2) Labu kemudian diguncang-guncangkan sehingga semua padatan larut
(3) Selanjutnya air ditambahkan hingga garis ukuran labu
(4) Labu ditutup, kemudian diaduk dengan cara membalikkannya beberapa kali







2) Membuat Laruta dengan Cara Pengenceran
Seringkali di laboratorium, larutan yang tersedia mempunyai molaritas tidak sesuai dengan yang diperlukan. Untuk memperoleh kemolaran yang lebih kecil perlu dilakukan pengenceran. Pengenceran menyebabkan volume dan molaritas larutan berubah tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Perhitungan yang digunakan dalam proses pengenceran sebagai berikut.

dengan n1 = jumlah mol zat sebelum diencerkan
n1 = n2 n2 = jumlah mol zat setelah diencerkan

atau menggunakan rumus
V1 x M1 = V2 x M2


Keterangan
V1 = volume larutan sebelum diencerkan
V2 = volume larutan setelah pengenceran
M1 = molaritas larutan sebelum diencerkan
M2 = molaritas larutan setelah diencerkan
Jika larutan di atas akan diubah konsentrasinya menjadi 0,01 M K2CrO4. kita dapat mengambil 10 mL larutan K2CrO4 0,25M. Setelah itu, dilakukan pengenceran dengan perhitungan:
M1V1 = M2V2

0,25M x 10mL = 0,01MxV2


= 250 mL

Jadi, yang harus dilakukan adalah mengencerkan 10 mL K2CrO4 0,25 M sampai volumenya menjadi 250 mL.

3) Membuat Larutan Dari Larutan Pekat

Di laboratorium, larutan-larutan pekat tidak diketahui molaritasnya, tetapi yang diketahui (dapat dibaca pada etiket botol) adalah kadar (dalam satuan persen berat) dan densitas (g / mL). Untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan praktikum perlu diencerkan sampai dengan molaritas yang dikehendaki. Langkah-angkahnya sebagai berikut.
(a) Hitung Molaritas Larutan Pekat
Berikut hubungan antara persentase dan kemolaran.


M =

Rumus massa zat (g) dari persentase larutan adalah g = x massa larutan dan massa larutan =  x V, berarti, g = x  x V. Dengan demikian kemolaran larutan dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.






Keterangan
M = molaritas (mol/L)
P = persen fase larutan (%)
V = volume larutan (mL)
Mr = massa molekul relatif
 = massa jenis larutan (g/mL atau g mL-1 atau g/cm3)

(b) Setelah diketahui molaritasnya, lakukan pengenceran
Sebagai contoh, pembuatan 100 mL larutan asam perklorat 0,1 M dari asam perklorat
dengan etiket: kadar 70% dan densitas 1,664 g/mL. Caranya adalah dengan mencari molaritas larutan pekat terlebih dahulu. Untuk memperoleh nilai M, maka kita harus mengubah kadar (%) menjadi mol dan mengkonversi massa (gram) menjadi volume (mL).











= 11,65 M HClO4
Setelah molaritas diketahui, kemudian yang harus diambil (V1). Dalam hal ini, volume HClO4 yang akan diambil adalah
V1 M1 = V2 M2
V1 x 11,65 M = 100 mL x 0,1
V1 = 0,858 mL
Sebanyak 0,858 mL HClO4 11,65 M dimasukkan ke labu takar berukuran 100 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai tanda batas 100 mL dan digojog sampai homogen. Sekarang diperoleh larutan HClO4 0,1 M sebanyak 100 mL

d. Pencampuran Dua Larutan

(1) Jika dua jenis larutan dicampurkan dan jumlah mol zat terlarut mengalami perubahan (n1 tidak sama dengan n2), maka mol zat setelah dicampurkan tergantung kepada jumlah nl dan n2 sedangkan volume larutannya menjadi V1 + V2.

atau

(2) Jika dua buah atau lebih larutan sejenis yang berbeda kemolarannya dicampur, maka campuran tersebut akan mempunyai kemolaran yang baru. Kemolaran larutan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.


Mcampuran =


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada komentar? silakan tulis disini